GROBOGAN – Instruksi Direktur Sarana Kementerian Perhubungan untuk melaksanakan penarikan Sarana Milik Negara (SMN) ke Grobogan direspon secara cepat oleh Balai Perawatan Perkeretaapian.
Hari Jumat (26/3) siang, Sarana Perkeretaapian Milik Negara langsir di jalur masuk Balai Perawatan Perkeretaapian, menyusul Kereta Ukur Ciremai yang telah stabling sehari sebelumnya. Sementara satu lokomotif tiba pada petang hari kemudian.
Sarana yang datang adalah Kereta Kedinasan berjumlah enam unit, Kereta Fudika berjumlah satu unit, dan satu sarana berjenis Lokomotif CC 300.
Kedua kelompok SMN datang pada dua waktu yang berlainan sebab keduanya berasal dari tempat yang berbeda, tujuh SMN semula stabling di Madiun, sementara satu lokomotif berangkat dari Semarang.
Seperti halnya Ciremai, kedelapan kereta di atas, termasuk sarana yang jarang muncul di sepur raya, istilah untuk menyebut jalur kerata api umum. Sehingga memiliki nilai kelangkaan tersendiri, khususnya bagi penggemar kereta api.
Kereta Kedinasan mudah dikenali dengan identitas berwarna hijau, meskipun badan kereta didominasi dengan warna putih. Dan uniknya keenam Kereta Kedinasan memiliki namanya sendiri.
Nama tersebut disematkan di badan kereta, lumayan mencolok, dengan akses merah disekeliling nama kereta. Keenam Kereta Kedinasan adalah Mahakam (SI 0 09 01), Kapuas (SI 0 09 02), Mendawai (SI 0 16 01), Kahayan (SI 0 11 02), Barito (SI 0 11 01), Martapura (MP3 0 10 03).
Penyebutan urutan tersebut berdasarkan rangkaian kereta ketika pertama kali tiba di Stasiun Ngrombo.
Rangkaian terakhir diisi oleh Kereta Fudika (SU 0 18 01). Sekilas kereta ini dapat dengan mudah dikenali melalui balutan warna kuning terang yang menghiasi badan kerta, dengan ciri khasnya yaitu adanya corak garis zig zag horizontal berwarna biru tua di kedua sisi samping kereta yang nampak mencolok dari kejauhan. Di sisi samping kereta, tertulis Kereta Ukur Uji Dinamis.
Sejak siang, ketujuh rangkaian kereta tersebut berada di atas jalur rel tengah dekat jalur masuk Balai sembari menunggu kedatangan Lokomotif CC 300, karena penataan ketujuh kereta ke area stabling dilakukan dengan fungsi pendorong pada lokomotif.
Tim Balai Perawatan Perkeretaapian telah menyusun rencana langsiran pemisahan rangkaian Kereta Kedinasan dan Kereta Fudika ke dalam workshop. Ada empat jalur yang digunakan untuk tempat stabling dari delapan jalur yang dimiliki fasilitas Balai.
Keempatnya adalah Jalur 1 untuk ruang di dalam dan luar workshop, jalur 3 dan jalur 4 menggunakan ruang di dalam workshop, serta jalur 5 dengan penggunaan area sepur badung.
Kedatangan Lokomotif CC 300 pun tidak berbeda dengan kereta sebelumnya.
Lokomotif berwarna khas merah menyala memiliki fungsi vital untuk menggerakkan baik mendorong atau menarik sarana perkeretaapian tak berpenggerak.
Begitu Lokomotif CC 300 masuk area jalur sepur Balai, malam itu juga, penataan dan pemisahan rangkaian kereta dilakukan. Proses penataan menggunakan prosedur yang mengutamakan aspek keselamatan awak perawatan dan operator sarana dan keamanan operasional. Rangkaian proses langsir selesai dikerjakan dengan aman dan selamat sekitar pukul 22.30 WIB.
Penarikan SMN yang tersebar di beberapa wilayah penempatan ke Balai Perawatan Perkeretapian tersebut, bertujuan untuk memudahkan dalam hal pemantauan serta mengoptimalkan pelaksanaan pekerjaan perawatan sarana dimaksud.
Termasuk didalamnya untuk pengamanan aset milik negara dari tindakan perusakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sehingga diharapkan pekerjaan perawatan dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien menuju pengelolaan secara swakelola. (yos)